11 Oktober, 2009

Cerita Lucu Di Balik Musibah Gempa


gempa padang (kompas.com)

gempa padang (kompas.com)

Mungkin bagi sebagian dari kita yang belum pernah merasakan gempa secara langsung, tidak merasakan sepenuhnya bagaimana perasaan yang benar-benar ikut hancur lebur seiring luluh lantaknya tempat tinggal, bangunan, tempat beraktivitas dan sebagainya akibat bencana alam gempa ekstra kuat seperti yang terjadi di Padang dan sekitarnya akhir bulan lalu.

Kita hanya bisa merasakannya melalui berbagai pemberitaan di media massa. Dari situ saja kita sudah bisa membayangkan bagaimana bakal susahnya para korban gempa menghilangkan kesedihan bahkan perasaan trauma mereka. Walau pun begitu, ternyata ada sebagian korban yang punya kisah unik dan lucu saat gempa terjadi, dan ini bisa menjadi sedikit kenangan positif bagi mereka sekedar mengurangi kepedihan.

Saya kutip dari Antara, ini sebagian kisahnya.

*

Nurmaili (40 tahun), seorang guru Sekolah Dasar yang ditemui di posko pengungsi di Desa Pandan, di tepi Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, menceritakan kejadian lucu saat gempa tiba-tiba datang mengguncang, Rabu (30/9) lalu.

Saat itu wanita yang biasa dipanggil Buk Elly tersebut sedang berada di rumah bersama dua anaknya, Hariska (kelas 2 SMP) dan Farhan Azhari (kelas 3 SD). Sang suami Surya Sef (45 tahun) sedang mandi di kamar mandi, sedang si bungsu Azril (3 tahun) sedang bermain di jalan di tepi danau.

Elly bersama Hariska sedang membungkus makanan berupa permen dan makanan `snack` untuk persiapan ulang tahun kesembilan Farhan besok harinya (1 Oktober).

Begitu terasa goncangan hebat, mereka langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, sementara sang suami keluar belakangan dengan hanya menggunakan handuk yang membelit pinggangnya.

Si bungsu Azril yang panik langsung berlari menyambut Surya sambil berpegangan erat-erat pada handuk ayahnya di tepi jalan. Kondisi yang serba kalut tersebut membuat semua warga desa dilanda kepanikan dan Elly melihat suami tiarap dengan kondisi telanjang bulat karena handuknya sudah terlepas.

“Awak sangko Uda tajilapak di tapi jalan, ruponyo Uda menyuruah kami tiarap (Saya kira Uda terjatuh di tepi jalan, ternyata dia menyuruh kami tiarap),” kata Elly sambil tertawa terkekeh-kekeh.

Saat bercerita, sudah tidak terlihat lagi kesan sedih dan ketakutan pada wajah Elly.

“Saya mencoba untuk mengingat hal-hal yang menurut saya lucu, biar saya tidak stress karena saya sudah tidak ada apa apa lagi karena sebagian rumah saya hancur,” ujarnya.

Elly yang juga bertugas sebagai sekretaris di Posko Bencana di desa Pandan itu ternyata masih mempunyai cerita lucu lain. Kali ini bukan cerita mengenai suaminya, tapi tentang orang lain yang dia lihat saat terjadi kepanikan.

“Saya lihat seorang laki-laki sedang buang air besar di pinggir danau, tapi begitu terjadi gempa dia lari tunggang langgang tanpa sempat memasangkan celananya. Dia baru bisa cebok di sawah dekat rumah setelah berlari sekitar 100 meter,” katanya Elly yang kembali tertawa terbahak-bahak.

Keesokan harinya, ternyata teman-teman Farhan masih ingat kalau hari tersebut adalah ulang tahunnya dan mereka datang ke rumah untuk menanyakan bungkusan yang telah disiapkan untuk mereka.

“Dasar anak-anak, mereka ternyata ingat kalau hari itu Farhan ulang tahun karena mereka selalu diberi bungkusan berisi permen dan snack. Untung bungkusan tidak rusak dan saat itu juga dibagikan,” katanya sambil tersenyum.

*

Mungkin dengan sedikit kisah-kisah lucu yang tersimpan sebagai bagian dari musibah itu, mereka dapat membangun kembali semangat hidup dan kehidupan mereka yang sempat hancur.


sumber : http://zons.wordpress.com/2009/10/09/cerita-lucu-di-balik-musibah-gempa/