20 Oktober, 2010

Maling Laptop pun Masih Punya Hati Nurani



Sang profesor terkejut bukan main. Setelah tas ranselnya digasak maling, ia menemukan kembali tas itu di ruangan tangga apartemennya di tempat tas itu hilang.

"Tas ransel saya ada lagi. Di dalamnya, masih ada berbagai dokumen-dokumen, kalendar, dan kartu kredit," kata sang profesor kepada koran Västerbottens-Kuriren, dikutip dari situs thelocal.se.

Di antara barang-barang yang kembali itu, ia paling menyayangi kalendarnya, di mana ia mendokumentasikan segala macam kejadian selama 10 tahun terakhir. Hanya saja, ia tak menemukan laptop di dalamnya. Padahal ia tak pernah sempat memback-up data-data penting yang selama ini ia kerjakan.

Beberapa saat sebelum tasnya dikembalikan oleh sang maling, Profesor yang nama jelasnya tak mau disebutkan itu, sudah sempat melapor kehilangannya ke kantor polisi melalui telepon, sekaligus memblokir kartu kreditnya.

Kehilangan itu memang disebabkan oleh kecerobohannya. Profesor yang belum lama ini menjalani operasi itu, malas untuk naik ke ruang apartemennya terlebih dahulu untuk menaruh tasnya, sebelum pergi ke laundry.

Menganggap ruangan itu aman dan merasa hanya perlu waktu sebentar untuk mengantar cucian, ia malah menaruh tasnya di balik pintu ruangan tangga. Tapi, sekembalinya dari laundry, tasnya sudah raib. Tapi tak apalah, pikir sang profesor, toh sebagian besar barangnya juga telah kembali.

Tapi sepekan kemudian, profesor yang mengajar di Umeå University di Swedia Utara itu kembali mendapat kejutan. Ia menerima secarik amplop yang di dalamnya berisi USB Memory stick. Isinya: semua data-data penting dari laptopnya. Padahal untuk menyalin semua file dari laptop ke memori USB bisa dipastikan bakal menyita waktu hingga beberapa jam.

Sang profesor pun girang bukan kepalang. "Seringkali, saat orang-orang kehilangan komputer dan kamera, patut disadari bahwa gadget itu sendiri bukan sesuatu yang penting, karena isinya malah tidak bisa tergantikan."

sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/183959-maling-laptop-pun-masih-punya-hati-nurani