Ilmuwan mengklaim perjodohan menciptakan pernikahan yang lebih langgeng dibandingkan menikah atas dasar hasrat dan cinta. Dalam 10 tahun ikatan dua kali lebih kuat.
Berdasarkan penelitian Dr. Robert Epstein dari Harvard University, pernikahan atas dasar perjodohan atau diatur keluarga atau teman dekat ternyata memiliki ikatan cinta yang berkembang lebih besar dibandingkan pernikahan biasa. Pernikahan atas dasar cinta seringkali mengalami penurunan perasaan ke pasangan sejalannya waktu.
"Pada dasarnya, kita tidak bisa menggantungkan cinta kita terhadap sesuatu yang berubah-ubah. Kita harus mempertimbangkan soal pendidikan, karir, kemampuan finansial dan perasaan yang tidak nyaman terhadap pasangan. Saya tidak menyarankan untuk mengatur pernikahan tapi saya berpikir banyak hal yang bisa kita pelajari dari pernikahan," kata Epstein.
Pernikahan karena perjodohan dalam kurun 10 tahun, memiliki ikatan dua kali lebih kuat. Ahli mengklaim ini disebabkan pasangan dipertemukan dengan hati-hati berdasarkan kecocokan sifat, ketertarikan yang sama serta tujuan hidup yang sesuai satu sama lain. Karenanya, mereka cenderung lebih mudah mengatasi masalah dalam perkawinan.
Pernikahan karena cinta cenderung dibutakan oleh hasrat dan mengabaikan rincian yang penting. Dalam keadaan sulit, mereka seringkali melihat situasi secara sederhana sebagai sesuatu yang alami dalam mengakhiri mimpi romantis mereka. Inilah cara yang sama dalam menanggapi masalah dalam hubungan.
Robert Epstein melakukan studi pernikahan masyarakat India, Pakistan dan Yahudi Ortodoks selama delapan tahun. Ia melihat masyarakat seringkali bingung antara cinta dan nafsu serta mementingkan gairah.
Pernikahan atas dasar perjodohan lebih kuat karena mereka sadar tidak ada jalan untuk meninggalkan komitmen rumah tangga itu, meskipun menghadapi masa sulit. Pemahaman bahwa mereka tidak bisa melarikan diri membuat perasaan menjadi lebih kuat.
sumber : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1294182/studi-perjodohan-ciptakan-pernikahan-langgeng