Joy flight atau demo penerbangan untuk memperkenalkan kemampuan pesawat kepada calon pembeli seperti yang dilakukan Sukhoi Superjet 100 beberapa waktu lalu bukanlah jenis penerbangan yang pertama di Indonesia.
Pakar penerbangan Samudra Sukardi mengaku dirinya sudah mengikuti beberapa kali jenis penerbangan tersebut.
"Di Indonesia tidak hanya sukhoi pertama ini yang melakukan joy flight, ada air bush, bombardier aerospace. Itu saya ikut juga joy flight itu," ujar Samudra dalam diskusi bertajuk Tragedi Penerbangan Lagi di Jakarta, Sabtu (12/5/2012).
Menurutnya jenis penerbangan yang dimaksudkan untuk memperkenalkan kondisi pesawat kepada calon pembeli merupakan hal umum yang dilakukan sebagai bagian dari promosi. Namun dia menegaskan joy flight adalah berbeda dengan test flight. Test flight harus dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan pesawat dan akhirnya bisa melakukan joy flight.
"Biasanya kalau (penerbangan) yang ekstrim itu terjadi pada saat test flight jadi sebelum keluar sertifikasi. Setelah keluar sertifikasi nah mau masuk ke market orang harus melihat dulu itu namanya joy flight," terangnya.
Dia menambahkan, sementara manuver seorang pilot dalam melakukan penerbangan seharusnya dilakukan pada tahapan test flight.
Seperti diberitakan Rabu (9/5) kemarin pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA36801 telah hilang kontak dan jatuh di kawasan Gunung salak, Bogor.
Pesawat mendadak hilang kendali disaat sang pilot berusaha untuk menurunkan dari ketinggian 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki. Pesawat yang tengah melakukan demo terbang itu mengangkut hampir 45 penumpang. Delapan orang di antaranya merupakan awak pesawat warga Rusia. Penumpang lainnya dari media massa dan utusan perusahaan di bidang penerbangan.
sumber : http://nasional.inilah.com/read/detail/1860574/sukhoi-bukan-pelaku-pertama-joy-flight